Oleh : Ustadz Bachtiar Nasir
Anak saya sekolah di SD kelas 6, usianya sudah 13 tahun. Saya ingin sekali punya anak penghafal Al-Quran. Masalahnya, anak saya ini susah sekali diajak mengaji apalagi menghafal. Ada saja alasannya. Saya sudah berusaha dan berdoa agar anak saya rajin mengaji dan menghafalkan Al-Quran, mudah-mudahan nasihat Ustadz dapat membantu saya.
Abdul Majid HM
Jawaban :
Utsman bin Affan dan Hudzaifah bin al-Yaman berkata, “Seandainya hati itu suci, tidak akan pernah puas membaca Al-Quran.” Menjadi idaman setiap orang tua yang mulia adalah memiliki anak yang saleh dan salehah. Tetapi, khusus bagi orang tua yang berjuang mencetak anaknya menjadi ‘Ahlul Quran’ yang membaca, menghafal, mengkaji, dan mengamalkan isi Al-Quran akan mendapatkan balasan yang lebih istimewa dibandingkan orang tua lainnya. Orang tua yang berhasil mendidik anaknya menjadi Ahlul Quran akan dipakaikan mahkota yang terangnya melebihi sinar matahari di surga Allah.
Dalam hal ini kita harus berlomba dan dibolehkan iri. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak boleh iri kecuali pada dua orang: orang dikaruniai oleh Allah (hafalan) Al-Quran, lalu ia membacanya sepanjang malam dan sepanjang siang. Dan orang yang dikaruniai oleh Allah harta, lalu ia menginfakkannya sepanjang malam dan sepanjang siang.”
Dibutuhkan motivasi yang kuat dari kedua orang tua jika ingin menjadikan anak penghafal Al-Quran. Motivasi akan kuat jika didasari oleh pengetahuan yang jelas tentang manfaat dan keutamaan menjadi orang tua bagi anak penghafal Al-Quran. Diriwayatkan oleh Bukhari, at- Tirmidzi dan Abu Dawud, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.”
Di antara bentuk keutamaan Ahlul Quran dibanding orang beriman lainnya adalah seperti yang digambarkan Rasulullah SAW, “Perumpamaan orang beriman yang membaca Al-Quran seperti buah limau, aromanya harum dan rasanya enak. Dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Quran seperti buah kurma, tidak beraroma tetapi rasanya manis. Perumpaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti tumbuhan raihanah, baunya harum, tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti hazhalah (jenis labu), tidak ada aroma dan tidak ada rasa.” (HR Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai dan Abu Dawud).
Terkait hadis di atas, Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan, ada orang yang diberi iman sekaligus diberikan Al-Quran, dan ada orang yang diberi iman tapi tidak diberikan Al-Quran. Menariknya, ada orang diberikan Al-Quran tapi tidak diberikan iman. Dan ada pula orang yang tidak diberikan iman dan tidak pula AlQuran.
Selanjutnya, memotivasi anak agar tertarik dan rajin mengaji serta bangga menjadi penghafal Al-Quran. Nabi SAW bersabda,“Dikatakan kepada penghafal Al-Quran, bacalah, naiklah dan bacalah secara murattal seperti halnya engkau membacanya secara murattal di dunia, karena kedudukanmu ada di akhir ayat yang engkau baca.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Mulailah dengan niat yang tulus karena Allah dan selalulah bermohon dalam doa agar dianugerahkan anak yang Ahlul Quran. Jika keberatan dalam menangani sendiri, maka carikan guru bantu menghafal bagi anak, carikan guru ikhlas yang bisa mendatangkan keberkahan Allah bagi anak Anda. Jadilah orang tua yang mencintai Al-Quran agar anak dapat meneladaninya dengan mudah, prioritaskan Al-Quran di hadapan anak dan tunjukkan kesungguhan dengan rela mengorbankan apa pun demi Al-Quran.
Membentuk kebiasaan anak dengan menentukan jadwal khusus menghafal, menyetorkan hafalan, dan mengulangi (muraja’ah) hafalannya. Didik dengan kedisiplinan yang kuat hingga menjadi kebiasaan yang mengalir. Jangan sibukkan anak dengan berbagai macam kursus yang dapat mengganggu konsentrasi hafalannya.
Gunakanlah metode yang tepat dan sesuai dengan usia anak, upayakan agar hal ini tidak menjadi beban yang membuat anak Anda merasa tertekan. Anak suka dengan kebebasan, bermain, berlomba, dan sesekali berikan kisah menarik seputar keutamaan menjadi penghafal Al-Quran, tambahkan pula metode pemberian hadiah jika sampai pada prestesai tertentu. Menjadi kebiasaan Umar bin Khattab dan para sahabat Rasulullah merayakan keberhasilan anak-anak mereka yang telah mengkhatamkan Al-Quran.
Yang terpenting dari semua metode adalah jangan lalai dalam mengulang-ulangi (muraja’ah) hafalan. Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah Al-Quran ini, karena demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia lebih cepat lepas daripada unta dalam ikatannya.” (HR Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam bish-shawab ¦
Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Kamis, 7 Februari 2013 /26 Rabiul Awal 1434
View the original article here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Blog ini terbebas dari yang namanya CAPTHA. Jadi berkomentarlah dengan baik dan gunakan kata-kata yang sopan. Jangan SPAM, SARA, ataupun PORN.