Search in This Blog

Minggu, 07 April 2013

Hikmah Pascabencana Banjir

Oleh : Ustadz Bachtiar Nasir

Pascabencana banjir yang melanda banyak daerah, terutama di Kota Jakarta dan sekitarnya, tampaknya masyarakat begitu cepat melupakan peristiwa yang telah menimpa dan kembali pada kebiasaan sebelumnya yang merusak lingkungan. Seperti dalam perilaku dan tidak sungguh- sungguh mengantisipasi, setidaknya untuk program lima tahun ke depan. Sebenarnya, bagaimanakah seharusnya kita bersikap pascabencana banjir ini?

Hamba Allah

Jawaban :

Allah SWT berfirman, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS Fushshilat [41]: 53).

Di balik peristiwa musibah banjir beberapa waktu lalu, sesungguhnya Allah SWT telah menunjukkan sebagian kecil dari kekuasaan-Nya lewat sedikit curah hujan dan banjir yang tidak mampu kita atasi. Saat itu, Allah SWT ingin memperlihatkan betapa lemahnya diri dan kekuasaan manusia dan betapa sangat tergantungnya manusia kepada Allah SWT.

Pascabanjir ini, masih banyak sisa lumpur dan sampah di beberapa lokasi, padahal di masa banjir banyak yang kehilangan harta benda, kekurangan bahan makanan, dan ada pula yang kehilangan nyawa. Saat ini juga muncul penyakit pascabanjir, seperti ISPA, diare, dan penyakit kulit. Belum lagi pekerjaan merenovasi tanggul-tanggul yang jebol dan membuat tanggul baru, perbaikan infrastruktur yang rusak akibat terendam, semua itu menelan biaya yang tidak sedikit.

Semua ini terjadi akibat ulah dan karya kita sendiri. Apa yang ditimpakan Allah kepada kita sebenarnya hanya sebagian kecil dari sekian banyak perilaku menyimpang yang telah kita lakukan. Di balik bencana ini, sesungguhnya Allah inginkan kita meningkatkan ketaatan dan ketawakalan hanya kepada-Nya, sambil memperbaiki pola hidup bersih, sehat, dan ramah lingkungan.

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Rum [30]: 41).

Selain bertaubat, bersabar, serta bersandar kepada Allah, momentum pascabanjir ini hendaknya tidak menyurutkan semangat solidaritas sosial kemanusiaan kita. Karena, masih banyak saudara-saudara yang membutuhkan bantuan uluran tangan kita. Berikanlah yang terbaik yang dibutuhkan oleh saudara-saudara yang tertimpa musibah banjir. Setidaknya, kita dapat menumbuhkan empati dan menyambung silaturrahim, baik secara individu maupun lembaga.

Di antara ciri orang bertakwa yang akan menjadi penghuni surga adalah memiliki kepedulian sosial dan empati yang kuat terhadap sesama hamba Tuhan (Rabb), kesadaran bahwa di antara harta yang dimilikinya ada hak orang lain yang harus diberikan. Pemilik sebagian harta kita adalah kaum miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta. Dibutuhkan tingkat kepekaan sosial yang tinggi untuk mengerti kebutuhan saudara yang tidak mau meminta.

Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. “Orang miskin yang tidak mendapat bagian maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.” (QS al-Dzariyat [51]:19).

Kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab memperbaiki buruknya drainase dan tata kota, bersegeralah bekerja dengan penuh amanah dan tanggung jawab agar peristiwa serupa tak terulang kembali di masa yang akan datang. Memang, hal ini bukan perkara mudah dan murah. Namun, ketulusan laku dan keikhlasan hati, insya Allah akan banyak mendatangkan kekuatan dan pertolongan Allah SWT dalam memperbaiki kondisi lingkungan yang telah kita rusak akibat tidak pandai mensyukuri nikmat alam dan lingkungan.

Ingat pula bahwa Allah pasti akan meminta pertanggungjawaban saudara di akhirat kelak, termasuk janji-janji yang diumbar saat kampanye pemilihan gubernur yang lalu. Yang berkuasa saat ini berikut jajarannya akan mendapatkan surga bila amanah dengan janji dan kekuasaannya. Dan sebaliknya, akan merasakan dahsyatnya siksa neraka jika lalai dan khianat. Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari segala sesuatu yang terjadi. Dan, semoga Allah SWT memberikan kesabaran kepada yang ditimpa musibah. Amin. Wallahu a’lam bish-shawab ¦

Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Sabtu, 2 Februari 2013 / 21 Rabiul Awal 1434

View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog ini terbebas dari yang namanya CAPTHA. Jadi berkomentarlah dengan baik dan gunakan kata-kata yang sopan. Jangan SPAM, SARA, ataupun PORN.